Studi Kasus: Cerita tentang Kalkulator (1)

Studi Kasus

Sebagai studi kasus saya akan mengambil contoh kalkulator. Pada umumnya kalkulator akan mengeksekusi angka-angka yang dimasukkan user secara berurutan. Contoh,

5+2+4-3+10-2=?

Eksekusi berurutan berarti 5 ditambah 2 hasilnya ditambahkan 4 dan seterusnya. Tidak seperti kalkulator pada umumnya, disini pengguna membuat ekspresi seperti diatas kemudian memerintahkan kalkulator untuk mengeksekusi. Jadi bukan angka demi angka kemudian dieksekusi.

Karena itu pertama-tama kita harus bisa mengkonversi ekspresi yang diinput user menjadi object-object yang dapat kita eksekusi. Contoh, user memasukkan angka 256, kita harus mengkonversi menjadi object,

256=200+50+6

Jadi akan ada object result, penjumlahan, duaratus, limapuluh dan enam. Object duaratus merupakan komposisi dari object ratusan dan object dua. Begitu juga dengan limapuluh, terbuat dari lima dan puluhan.

Gambar. Object dua ratus dan lima puluh.

Penjumlahan juga merupakan komposisi dari dua object yang dijumlahkan. 200+50 adalah komposisi object duaratus dan object limapuluh.

Gambar. Komposisi penjumlahan.

Dengan demikian 256 adalah komposisi dari object dua, ratusan,plus, lima, puluhan, plus, dan enam.

Gambar. Komposisi 256.

Maka sesungguhnya, dengan cara yang sama, ekspresi yang diinput oleh user akan menghasilkan result yang merupakan komposisi pembentuknya yaitu ekspresi.

Dibawah ini adalah task list yang akan kita kerjakan,

5+2+4-3+10-2=? Konversi string 1 ke object Satu. Konversi string 2 ke object Dua. Konversi string 3 ke object Tiga. …dst sampai Sembilan. Object puluhan Object ratusan Object penjumlahan